Paser Pertama Di Kolong Langit

15.12.09


Suatu siang menjelang sore, antara tahun 1995, dua sahabat saya, alm.Yadi SS dan Dhani Komo, tiba-tiba muncul di kampus tempat saya kuliah tanpa ada janji terlebih dulu. Tentu ada yang istimewa, mengingat kampus Politeknik, yang terletak jauh dari kota Bandung itu mereka sambangi pas waktu enak-enaknya tidur siang. Benar saja, mereka mengajak saya untuk menghadiri Konser Pesta Pelajar, yang menurut mereka line-up-nya bakal enak dipakai headbang dan ber-moshing ria. Hari itu kebetulan saya bawa kaos Motley Crue di kantong, rencananya untuk salin kemeja sepulang kuliah, yang memang daripada bikin nyaman lebih banyak bikin saya gerah waktu mengikuti studi. Kaos Motley Crue ini dibawa tepat pada waktunya, sehingga saya langsung sepakat dan menyanggupi ajakan mereka. Sialnya, saya tidak bawa Celana Jeans. Ya, sudah, dengan celana katun dresscode mahasiswa Politeknik jurusan Niaga, dipadu-padankan dengan kaos pendek hitam Motley Crue-Dr. Feelgood, saya meluncur cabut dari kampus. Tidak lupa, menitipkan pesan kepada salah seorang kawan untuk memalsukan tanda-tangan saya pada saat mata kuliah terakhir, yang memang dibimbing oleh dosen “baik hati”, yang menurut pengalaman jarang sekali mengabsen mahasiswa yang hadir. Diantara seluruh line-up yang disebutkan bakal memeriahkan Pesta Pelajar sore itu adalah : Pas Band. Gara-gara nama band ini yang disebut paling pertama, tanpa ba-bi-bu saya langsung menyanggupi ajakan Yadi dan Dhani, sambil menafikan jadwal kuliah yang sebetulnya masih padat mulai ba’da ashar hingga menjelang maghrib itu. But, apa mau dikata, saya sudah tidak sabar menyaksikan aksi demi aksi yang bakal ditampilkan “Faith No More from Kota Kembang”, yang baru saja merilis album kedua In (No) Sensation. Sebagai Paser sejati, tentu saya tidak boleh ketinggalan menyaksikan aksi Richard, Yukie, Bengbeng dan Trisno di sore yang bakal meriah itu.

Sayalah Paser sejati, mengingat, saya menjadi Paser, jauh sebelum istilah Paser itu diciptakan untuk mengidentifikasi para fans Pas Band. Sejak Richard Mutter, eks-drummer dan founder Pas Band, masih “mendua” antara Sahara dan Pas Band, saya sudah kerap menyimak gigs demi gigs mereka, baik diatas pentas maupun tampil secara live di Radio. Pertamakali tahu band ini, waktu mereka diundang tampil live di Radio GMR, membawakan nomor evergreen hits dan nomor legendaris yang menandai sejarah awal musik independen dan underground Indonesia : Dogma. Nomor itu lain dari kebanyakan corak musik rock maupun alternative yang pernah dimainkan di Bandung, bahkan di Indonesia. Ketukan drum-nya, lengkingan vokal-nya, raungan gitar-nya, dan cabikan bass-nya, menjadi santapan baru yang sensasional bagi nafsu apresiasi saya. Bak gayung bersambut, saya dan Yadi SS, selesai menyaksikan beberapa gigs dan mendengar lagu Dogma via GMR Radio, beberapa minggu setelah itu malah menjadi saksi langsung waktu pertamakali para pramuniaga toko kaset Aquarius, menata kaset mini album Pas Band, 4 Through The Sap (Februari 1994). Girang luar biasa kami berdua, waktu menyadari siapa yang sedang memerhatikan dan sedang ikut membantu para pramuniaga menata kaset yang juga memuat best-cut, Here Forever, itu. Ya, yang berdiri dibelakang pramuniaga bertubuh kurus berkumis tipis itu adalah dua pahlawan Indie-Label Indonesia, Samuel Marudut (R.I.P) dan Richard Mutter. Niat untuk membelanjakan sisa uang jajan yang semula akan digunakan untuk melengkapi koleksi rekaman Megadeth-pun berubah, jadi membeli kaset mini album yang kini jadi monumental dalam sejarah musik negeri ini. Tentu saja, tidak hanya sekadar beli, tapi kami berdua yang masih remaja tanggung ketika itu, langsung menghampiri Samuel Marudut dan Richard Mutter untuk meminta tandatangan.

Samuel yang pertama-tama saya minta untuk menandatangani mini album itu, sambil tersenyum lebar mengangsurkan kaset yang izin industrinya masih atas nama, CV.Tropic, kepada Richard. “Tandatangan tuh, suporter Pas Band pertama nih...”katanya akrab. Sang drummer yang ternyata kalau berdiri berpostur jangkung itu, langsung meraih sampul kaset dan menandatangani cover bagian dalam, dimana terpampang foto keempat personil Pas (dari kiri ke kanan : Yukie, Bengbeng, Trisno dan Richard). Dalam foto cover bagian dalam itu, para personil Pas Band belum ada yang menjadi “Rice Man” (sebutan saya untuk orang yang gemuk), seperti sekarang. Semuanya masih tampak langsing dan kurus- terutama : Yukie dan Bengbeng. Mungkin, sebagaimana dipaparkan secara merendah oleh Richard saat menandatangani cover kaset saya, waktu itu mereka masih demikian pas-pasan (hehehe). Kelakaran itupun ditimpali dengan akrab oleh Samuel Marudut, yang entah bercanda atau tidak, mengatakan,”Itulah makanya, band ini dikasih nama Pas Band. Segalanya serba Pas...hihihi.”

Merasa bertemu dengan pribadi-pribadi yang hangat dan akrab, saya memberanikan diri untuk bertanya kepada mereka berdua, tentang pada range mana Pas Band berjalur sebetulnya.”Mereka aja gak tahu sedang maenin musik apa...”kata Samuel Marudut masih dengan senyum dan candanya yang khas. Hal itu dibenarkan oleh Richard, yang sore itu mengenakan kaos hitam lengan panjang, bahwa para personil Pas Band datang dengan latar belakang berbeda, namun dalam proses kreatif-nya berusaha meleburkan semua latar belakang menjadi corak khas Pas Band.”Ada yang suka Metallica, Rush, Pearl Jam, Red Hot, musik-musik classic rock ama musik-musik tahun 80-an di Pas.”jelas Richard.”Semua unsur itu kita maenin, dan ketika itu jadi, ya begitulah, jadinya musik Pas Band.” Richard kemudian memaparkan dengan panjang-lebar, hendak kemana arah musik Pas Band pada jangka pendek dan jangka panjangnya. Richard bilang dia bakal melibatkan juga Arian ‘Puppen’, bakal memasukkan berbagai beat-beat progresif ke musik Pas, yang buat remaja tanggung seperti saya dan Yadi, merupakan ide-ide yang sangat tak terbayangkan. Tidak terasa, obrolan kami berempat yang hangat itu nyaris melewati waktu setengah jam. Dikanan-kiri kami, beberapa orang bergantian menatap Richard dan Samuel, barangkali mengira-ngira : “Pemain band mana mereka ini ?” Hehehe, menurut Yadi SS, penampilan Richard Mutter dan Samuel Marudut sore itu lebih mengarah kepada musisi Jazz daripada musisi Rock. Selesai obrolan yang didominasi oleh kelakaran Samuel dan paparan ramah dari Richard itu, kamipun berpisah diiringi pesan pendek Samuel,”Dukung terus Pas Band ya...”- sambil mengacungkan jempolnya. Ah, kenangan manis yang sungguh pahit dikenang, ketika saya dan alm.Yadi SS mendengar berita berpulangnya Bang Samuel, yang diumumkan menjelang berkabungnya Radio GMR selama sehari-semalam untuk menghormati kepergian sang Music Director, yang komposisi Art Rock-nya Topeng, sempat bikin saya yang masih bau kencur bertanya-tanya,”Aliran apa ya, kok lirik sama musiknya aneh begini ?”

**
Balik lagi ke Pesta Pelajar 1995 di GOR Saparua Bandung...

Saya, Yadi dan Dhani, tiba di GOR Saparua setelah sebelumnya menunaikan shalat ashar di Masjid Tentara (begitu kaum underground yang muslim dan rajin sholat menjuluki masjid depan GOR Saparua, yang memang terletak di halaman Komando Logistik Daerah Militer Silihwangi). Saya lupa apa saja yang kami saksikan sebelum Pas Band tampil waktu itu. Yang jelas, kami sempat memergoki seorang Aa-Aa tetangga Dhani, yang sore itu menggaet wanita bukan istrinya, di lapangan Gelora legendaris dalam sejarah musik underground kota Bandung. Dhani berkelakar, biar gak kepergok istri, jadi selingkuhnya sambil nonton Pas band, katanya. Selesai kami terpingkal-pingkal, menyaksikan sang Aa yang pura-pura tidak melihat waktu bersitatap dengan kami, nama Pas Band-pun disebut-sebut oleh sang Master of Ceremony. Wah, waktu headbang dan ber-moshing ria telah dekat, bisik hati saya. Kami bertiga yang kompak menggunakan stelan hitam-hitam, segera merapat menuju ke bibir panggung, yang telah dihuni oleh beberapa remaja berambut Mohawk, banyak metal head berambut panjang terurai, dan beberapa orang lagi yang mirip seperti kami bertiga : berusaha tampil seperti anggota Skin-Head, walau kulit agak gelap dan hidung jauh dari mancung. Tak berapa lama, Yukie-pun menyapa penonton, dan tak berapa lama pula, intro Gangster Of Love mempersatukan para Paser yang dulu masih ratusan jumlahnya itu, dalam ritual : moshing & headbanger. Salah satu hal teredan dan berkesan yang saya lakukan saat itu adalah, pas lagu Dogma jingkrak-jingkrak sambil memanggul seseorang berambut Mohawk, yang setelah konser usai baru saya sadari dia seorang, perempuan. Aksi rusuh tapi tertib dari para Paser generasi awal itu, mencapai titik kulminasinya disaat Pas Band membawakan best-cut dari album kedua, In (No) Sensation, yaitu : Impressi. Pahlawan kami, Richard Mutter, telah melepas kausnya malam itu. Ada dengung kibord mendesiskan intro Unforgiven, sementara dari balik perangkat drum-nya Richard melambai-lambaikan tangan sambil setengah berteriak : “...Metallica, metallica, metallica !” Untuk beberapa saat para Paser tercekam dalam hening. Bulu kuduk saya merinding mendengar intro nomor balada hits pertama Metallica itu. Keringat terus mengaliri tengkuk, sementara lighting telah digelapkan. Pelan-pelan cahaya lampu berwarna putih terarah pada tempat dimana Richard Mutter bersemayam, dan tiba-tiba cahaya itu pecah ketika sang drummer menghentakkan drum intro pembuka Impressi.”Duk tek duk duk duk tek...”dan para Paser-pun kembali larut dalam moshing, bertepatan dengan raungan riff yang dimainkan Bengbeng, dan hampir bertepatan juga waktunya dengan robeknya bagian pantat celana katun saya. Ah, saya acuh saja. Toh, dalamannya pakai celana pendek kain model Eddie Vadder, yang setelah konser sempat dikomentari oleh Yadi, kenapa gak dari tadi saja saya pakai stelan demikian.

Dan aksi Pas Band dimalam Pesta Pelajar 1995 itupun berakhir pada pukul 9 lebih...

**
Pertemuan saya dengan Richard Mutter dan Samuel Marudut, aksi Paser generasi awal yang super-heboh di malam Pesta Pelajar ketika saya justru baru memasuki tahun pertama sebagai mahasiswa itu, adalah sekelumit kenangan indah dalam kisah persahabatan saya dengan alm. Yadi SS. Yadi, selain penggemar berat Arry Yanvar Roxx dan Ossa Ahmad Voodoo, adalah penggemar berat Richard Mutter, semenjak sang drummer ‘icikibung’ di dunia musik rock bersama, Sahara, hingga Pas Band. Yadi pernah berhari-hari ngulik teknik yang ditampilkan Richard, saat ia bermain di lagu “Dunia”, lagu yang ia mainkan bersama Sahara, dan membuat ia didapuk sebagai penerima anugerah Best Drummer dari Festival Rock Indonesia versi Log Zhelebour, tahun 1993. Ketika kami sudah tidak rutin nge-band, ketika album Indie (V) Duality keluar, alm.Yadi sempat memaksa saya untuk membawakan nomor-nomor Deskripsi, Anak Kali Sekarang, Schiebung Des Madchen, pada kesempatan iseng-iseng latihan di studio. Saya bilang, “hese...”, susah, sehingga jadi malas untuk ngulik lagu-lagu itu. Sobat yang sudah saya anggap saudara kandung itu sempat menolak berbicara atau berhandai-handai seperti biasa, ketika saya dengan halus menolak permintaannya. Penolakan yang sempat bikin saya menyesal juga, disaat saya mengenang saat-saat ia menyampaikan keinginannya, waktu hari pemakaman sobat saya tersebut pada medio awal tahun 2000. Seingat saya, sebelum wafatnya, kami pernah membahas soal isyu yang menyeruak bahwa, Richard Mutter cabut dari Pas Band. Seperti ia kesal waktu saya enggan membawakan beberapa materi dari Indie (V) Duality secara iseng di studio latihan, ia juga sempat kesal dan berseloroh, kalau suatu saat Pas Band bikin album tanpa Richard Mutter didalamnya, ia gak akan pernah mau denger atau beli album Pas Band lagi. Seorang teman, yang sempat mendengar alm.Yadi SS berseloroh demikian, menimpali,”ah, sakituna maneh...”(ah, sebegitunya kamu). Dengan tegas Yadi menjawab timpalan itu,”nya enya lah, urang jeung si edi teh Paser kahiji di kolong langit. Ceuk Samuel Marudut tah. Kaset ieu jeung Richard Mutter, saksina.”(ya, iyalah, saya sama edi kan paser pertama di muka bumi. Kata Samuel Marudut itu. Kaset ini dan Richard Mutter, saksinya)-jawab almarhum sambil mengambil lalu menyodorkan cover dalam mini album, 4 Through The Sap, yang memuat Richard Mutter signature dengan tanda waktu Februari’94. Saya sungguh tidak menyangka, sahabat dan saudara, yang tidak hanya mendampingi saya waktu menyalurkan hobi nge-band, tapi juga menjadi orang pertama yang memberikan saya teladan shalat berjamaah itu, pada akhirnya memang benar-benar tidak pernah mendengar kiprah Pas Band pada era 2001 hingga sekarang ini. Tapi, kalau dia tahu Sandy Andarusman yang menggantikan Richard Mutter, tampaknya dia nggak bakalan semarah waktu dengar Richard Mutter cabut dari Pas Band. Soalnya, Yadi-pun menyukai teknik repel Sandy, terutama pada bridge lagu hits U’Camp, bertajuk Bayangan.”Drummer U’Camp teh rapih repel jeung sound snare-na nya, Di...”begitu katanya, pada suatu sore di loteng saya, selesai mendengar album U’Camp ke-3, yang memuat salah satu lagu cadas Indonesia favorit saya, bertajuk : Pergi.
sumber : rockabilia.blogspot.com

Baca Selengkapnya »»

PAS ONE BLOOD TASIKMALAYA

30.11.09

SEJARAH SINGKAT PAS "ONE BLOOD" TASIKMALAYA



PAS ONE BLOOD TASIKMALAYA adalah sebuah komunitas pecinta musik PAS BAND atau sering juga di sebut PASER di Tasikmalaya yang berdiri pada tanggal 17-Maret-2008.

Sebelumnya Komunitas PASER di Tasikmalaya ada 3 distrik,yang terdiri dari :
• PASER KAWALU
• PASER “PENGUASA” SINGAPARNA
• PASER “FOUNTAIN” MANGKUBUMI
Dari ke-3 distrik tersebut tidak ada satu pun yang jelas kepengurusan-nya,ke-3 distrik tersebut hanya berjalan masing-masing,tanpa tahu sebenarnya ada 3 distrik di Tasikmalaya ini,seiring berjalan-nya waktu akhirnya ke-3 distrik tersebut bisa bertemu dalam suatu acara Konser PAS BAND Di suatu tempat di Tasikmalaya.
Setelah lama ke-3 distrik berjalan masing-masing,akhirnya ke-3 distrik tersebut mengadakan acara pertemuan (Silaturahmi) yang mana di dalam pertemuan itu membahas Kegiatan distrik masing-masing.
Dan setelah lama kita bersama,akhirnya kita mengadakan acara pertemuan kembali,dalam acara itu kita membahas alangkah baik-nya kita bersatu dan lebih serius lagi.Pada akhirnya kita pun sepakat untuk bergabung dan membuat suatu wadah bagi para PASER (Fans PAS BAND) di Tasikmalaya dan sekitarnya dengan Struktur yang jelas dan lebih serius lagi.
Akhirnya pada tanggal 17 Maret 2008 kita resmi bergabung dan membuat Komunitas baru yang di beri nama PAS ONE BLOOD TASIKMALAYA dan mempunyai Basecamp yang ber-alamat di Jln Air Tanjung,Kawalu,Tasikmalaya. Dengan berlandaskan "WE WANT PAS" sebagai salam hangat sesama PASER di seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya »»

Album Review PAS 2.0

17.6.09


Album PAS ini memuat 12 track lagu yang direkam di berbagai studio rekaman antara lain Aquarius. Gins, AIR dan Impresi Studio. Proses masteringnya dikerjakan di Australia oleh Don Bartley (301 Studio). Beberapa guest artists yang ikut meramaikan adalah vocalist Virus untuk track vocal Musnah, Yesterday dan Tak Pernah Ada, Andi Apel untuk gitar akustik Singgasana Tuhan, dan Adi Susu di keyboard Tak Pernah Ada. Additional player lainnya adalah Gatot, Agung, Indah, Rudi dan Obi. Proses mixing dikerjakan oleh PAS dan Bung Rudra di studio Aquarius.
PAS adalah melting pot berbagai genre. Kamu akan jumpai beragam warna musik dan riff tetapi tetap dengan root rock. Ada rap, punk, nu-metal, ballad, alternative, deruman distortion, permainan effects, loop, synth yang membuat album ini kaya warna. Diantara band band Indonesia yang bermainstream seragam ala Padi, Sheila, Jikustik etc yang mendayu-dayu, jelas kehadiran album ini merupakan siraman yang melegakan bagi komunitas rocker Indonesia. Meski bukan ide orisinil, pencampur-adukan berbagai groove ini tetap menawarkan sesuatu yang lain dari aliran mayoritas band band Indonesia. Mudah dicerna, diingat, dinikmati dan asyik buat headbanging dan moshing
Secara keseluruhan track-track yang direkam lumayan jernih. Pada track akustik Here 4 Ever dan Lagu Tour dapat kita dengarkan gesekan grip sang gitaris memindah2 chord di fretboard. Track distorsi juga tidak berlebihan, menunjukkan kedewasaan pemilihan tone yang bagus sehingga kejelasan tiap string yang digeber masih dapat teridentifikasi namum tetap menunjukkan ketebalan dan kegeraman distorsi nu-metal yang apik.
Satu yang mengganggu adalah hiss yang amat kentara dari track pembuka Jengah, dimana setiap kali riff gitar (pembuka dan verse tengah lagu, berupa single note downstroke dan variasi palm-muting, mengingatkan kita pada gitaris Jerry Horton – Papa Roach) Bengbeng masuk, terdengar noise background. Mungkin ini adalah hiss dari tape analog 2” untuk membuat sound gitar terdengar warmth dan analog. Hiss serupa tidak kami dapati di beberapa track, bahkan akustik gitar di track semisal Here 4 Ever terdengar begitu jernih. kemungkinan perekaman lagu di lebih dari satu studio menjadikan kualitas rekaman PAS ini tidak konsisten.
Vocal Yukie yang dalam dan bertenaga dapat terekam bagus tanpa polesan reverb yang berlebihan. Satu catatan kami pada track Jengah, vocal ditata sedemikian rupa berlapis-lapis dan penggunaan delay amat membantu membuat lagu ini terdengar “perkasa” dan “megah”.
Satu lagi yang menurut kami agak kurang, adalah penataan sound drums. Snare dan toms dari Sandy kurang keluar, kurang punch dan “in your face” di tiap track, terutama jika layer gitar yang terdistorsi mengiringi sound drums terdengar tenggelam. Di track lain kickdrum terdengar mantap, tapi di beberapa track, kemungkinan direkam di studio biasa yang kurang profesional, kickdrum dan snare kurang terdengar punch dan serasa berkabut.
Pemilihan sound bass pada beberapa track seperti Malam Tetaplah Malam sangat bagus. Polesan overdrive dan betotan yang lincah membuat lagu ini enak dinikmati. Hanya, anda tidak bakalan mendapati sound subsonic yang menggelegar disini.


Read also PAS Band Bio

Band: PAS
Album: PAS 2.0
Label: Aquarius Musikindo
Release: xxx 2003
Formasi: Yukie – Vocal
Trisnoise – Bass
Sandy – Drums
Bengbeng – Guitars, drum program & effects

Track Listing:
1. Jengah (Bengbeng/Yukie)
2. Malam Tetaplah Malam (Trisnoise/Yukie)
3. Tak Pernah Ada Feat. Andi (Bengbeng/Yukie/Andi)
4. Musnah Feat. Virus (Trisnoise/Bengbeng/Yukie/Virus)
5. Singgasana Tuhan (Trisnoise)
6. Here 4 Ever (Trisnoise)
7. Aing Pendukung Persib (Trisnoise)
8. Lagu Tour (Trisnoise)
9. Sejuta Harapan (Bengbeng/Trisnoise/Yukie/Sandy)
10. Yesterday (Lennon/McCartney)
11. Yob Eagger 2 (Trisnoise/Yukie)
12. Biarlah (Trisnoise/Yukie)



Track Review

1. Jengah
Dibuka dengan suara cewek yang dipermak dengan efek Lo-Fi radio transistor, track ini sungguh tepat ditaruh sebagai pembuka. Menawarkan beat yang enak buat headbanging, ini adalah track ode to moshing. Riff Bengbeng yang mengandalkan single note downstroke dan palm muting mirip style Papa Roach namun lebih dark dan gloomy sesuai lirik lagu yang diusung. Lirik yang ditulis Yukie amat tepat disaat lagu ini popular waktu kampanye pemilu. Bengbeng juga menambahkan solo ditengah lagu, sesuatu yang tidak umum untuk nu-metal, yang memperkaya harmonisasi yang diakhiri speed ”satchy” tremolo picking. Welldone.

2. Malam Tetaplah Malam
Lagu yang mengantarkan kita pada kesenyapan malam. Sound gitar yang dibalut sedikit gain overdrive, mirip fender tweed, menghanyutkan kita pada kesepian dan kegelapan yang dilantunkan Yukie. Yang amat menonjol adalah permainan bass Trisnoise yang lincah, variatif dan enak dinikmati dalam memilih nada-nada pentatonis. Sound bass-nya mengingatkan kita pada Justine Chancellor bassist supergroup Tool.

3. Singgasana Tuhan, Here 4 Ever, Lagu Tour
Slow and easy. Pada singgasana permainan arpeggios classic tones-nya kurang variatif dan monoton. Vocal Yukie pada Here masih medok dengan lirik yang biasa. Genjrengan biasa dan kurang berkesan. Demikian juga pada lagu tour. Seandainya Bengbeng menulis riff-riff ballad variasi double notes picking dan arpeggios serta kompisisi melodi akustik tentu lebih mengena.

4. Yesterday
Versi punk dari lagu beatles ini straightforward. Full distorted power chord guitar tones. Terasa nge-punk dengan layer gitar yang tebal dan terasa ambient, sangat bernuansa live. Karena maksud itulah, mungkin, distorsi jadi terasa bertumpuk dan bergema. Penambahan interlude piano di tengah lagu membikin jeda yang mendayu ditengah dentuman power chord yang menggila. Moshpit song.

5. Musnah Feat. Virus
Vocal Virus yang asyik dapat kamu temui disini. Basah, growl, powerful diiringi gocekan wah pedal sepanjang lagu. Texture gitar yang berlapis membikin kaya dan dinamis. Akan lebih bagus lagi jika ada panning Left – Right channel untuk track gitar untuk lebih memperlebar dinamika. Verse amat bagus, terkesan gagah dan spacious.

6. Sejuta Harapan, Takkan Pernah Ada
Dimasukkannya loop synth mengingatkan kita pada genre hip-metal semacam Linkin Park, Crazy Town, etc. Mungkin ini versin Crawling ala PAS. ? agak telat mungkin karena masa itu agaknya udah pudar. Trend metal dunia kembali ke old school, hipmetal udah tenggelam lagi. begitulah fashion. Tak ada yang abadi. Mungkin juga PAS merasa tak perlu ngikutin trend. Mereka mainin yang mereka suka.

7. Aing Pendukung Persib
Ini lagu pujaan untuk ”Persib” dan reviewernya bonex Deltras.

8. Yobeagger 2, Biarlah
Sentuhan reggae (atau ska?) terasa pas untuk membawa kita ke suasana pantai Bali seperti tertuang dalam Yobeagger 2. Pada Biarlah, jangan heran bila tiba2 sound alternatif ala Noel Gallagher menyeruak disini. Karena PAS adalah campur aduk genre rock. Terkesan retro dan kembali ke masa 90an. Sekali lagi, aransemen dan tone bass Trisno begitu asyik menunjukkan kelas diatas rata-rata. Koor harmoni vocal di akhir lagu lumayan oke.


Ringkasan
Album PAS ini menawarkan warna yang variatif dan tidak menjemukan ditengah booming band-band aliran MTV Indonesia yang mellow dan mendayu-dayu. bagi yang suka lagu untuk jingkrak-jingkrak dengan simple and easy song yang mudah dicerna dan dinikmati, album ini untuk anda.


Rating
Kualitas Rekaman: ** (2 of 5)
Musicianship/Skill: **** (4 of 5)
Song Composition: *** (3 of 5)

Baca Selengkapnya »»

PAS BAND

10.6.09


Pas adalah grup yang memelopori gerakan indie label pertama di Indonesia, sebuah sistem pendistribusian kaset yang kini sudah menjadi bagian dari dinamika industri musik. Keteguhan mereka dalam mengibarkan idealisme telah menjadi inspirasi bagi sejumlah besar grup yang setia pada orisinalitas, tapi sulit mendapat peluang. Mereka memilih jadi musisi underdog daripada harus mengubah cita rasa musikalnya sekadar untuk mengikuti selera pasar.
Karena itu, untuk debut albumnya, Four Through The Sap, Pas memilih mengedarkan sendiri melalui jalur teman, studio-studio latihan mau pun lokasi tempat mereka melangsungkan pertunjukan. Wilayah distribusinya pun masih sebatas Bandung dan Jakarta. Namun berkat kegigihan tersebut, satu celah terbuka sudah. Tiras penjualanya yang mencapai 5000 copies akhirnya mengantarkan mereka pada kontrak dengan PT Aquarius Musikindo, salah satu major label terkemuka di Indonesia.

Berdiri di Bandung pada pertengahan tahun 1992, keunikan grup ini sudah terlihat dari cara mereka menggabungkan musik rock dengan lirik yang bernuansa sastra. Sebagian besar lirik memang ditulis Yukie, sarjana Sastra Jepang yang mantan dosen D3 Sastra Universitas Pajajaran Bandung (UNPAD). serta Trisno, lulusan Sastra Jerman dari universitas yang sama.
Di kalangan insan musik, Pas juga dikenal sebagai musisi yang memiliki skill tinggi dalam memainkan instrumen. Penampilan enerjik mereka di atas panggung telah mengundang decak kagum Dave Ghrol, pentolan grup Foo Fighter dari Amerika, saat mereka tampil sepanggung dalam Jakarta Pop Alternative Festival yang digelar di Parkir Timur Senayan, Jakarta, April 1994. Saat itu mereka mendapat kehormatan untuk mendampingi Foo Fighters, Beastie Boys dan Sonic Youth.

Pada Agustus 2000 Pas kembali berhasil mencuri perhatian ketika ambil bagian di Busan International Rock Festival (BIROF) yang berlangsung di Seoul, Korea Selatan, di hadapan sekitar 100.000-an penonton. Peserta lainnya ketika itu antara lain Dimmu Borgir dan Night Wish.

Pada 2001, Pas membuat kejutan dengan menggandeng penyanyi cewek sebagai guest vocal dalam Kesepian Kita, sebuah nomor balada dari album Ketika ….Album ini sempat mengundang kontroversi karena dianggap telah melenceng dari konsep musik mereka selama ini sebagai grup band yang agresif di atas panggung. Toh, langkah ini tidak menyurutkan jumlah penggemar mereka. Bahkan sebaliknya, semakin bertambah dengan muncul penggemar perempuan yang sebelumnya merupakan “mahluk asing” dalam setiap pertunjukan Pas.
Kejutan demi kejutan seperti tak pernah sepi setiap Pas meluncurkan album baru. Pada 2.0, misalnya, Pas mengaransemen ulang Yesterday milik The Beatles yang mashur itu menjadi lagu bercorak punk dan sekaligus menjadikan video clip-nya sebagai salah satu video clip yang paling sering diputar oleh MTV.
Kemudian setelah merekrut penyanyi cewek belia Tere dan merombak total Yesterday, kini Pas berkolaborasi dengan Reza, seorang diva R & B, lewat lagu Getir di albumnya yang ke-7, Stairway To Seventh. “Saya tertarik menerima tawaran dari Pas karena musik yang mereka bawakan selama ini sangat bertolak belakang dengan musik saya,” alasan Reza. “Ini sebuah tantangan.” Alasan yang kurang lebih sama meluncur dari Christopher Abimanyu, penyanyi tenor kenamaan negeri ini, saat diundang sebagai tamu dalam lagu Bayangan.
Berubah-ubah bentuk akhirnya menjadi bentuk dari konsep musik Pas itu sendiri. Namun semua itu tetap mengalir dalam benang merah idealisme. Dan perjalanan sang waktu telah menjadikan Pas sebagai ikon musik underground di Indonesia, meski perjalanan kreatif mereka telah keluar jauh dari bingkai komunitas tersebut.

PENGALAMAN INTERNASIONAL
1. RCTI / NHK TV Program 1996
2. Alternative Festival – Singapore 1992
3. Pop Alternative Festival – Jakarta 1994 bersama Foo Fighters, Beastie Boys, Sonic Youth.
4. Busan International Rock Festival – Korea, 2000 bersama grup dari Amerika, Eropa, Asia.

Baca Selengkapnya »»

BIOGRAFI PERSONIL PAS BAND

(1)Yukie aka Yuki Arifin Martawidjaja (vocal)


Full Name : YUKIE ARIFIN MARTAWIDJAJA
Nick Name : Yukie
Born : Bandung, 31 Mei 1970
Height/Weight : 165 cm 56 kg
Religion : Islam
Hobby : Automotive
Sport : Biking, Swimming
Education : Padjajaran University (Sastra Jepang)
Influence : Pearl Jam, Red Hot Chili Peppers, Faith No More
Endorsment : SKATERS wardrobe



(2)Bengbeng aka Bambang Sutejo (Guitar)


Full Name : BAMBANG SUTEJO
Nick Name : Beng-beng
Born : Bandung, 6 November 1968
Height/Weight : 168 cm 68 kg
Religion : Islam
Hobby : Guitar, Travelling
Sport : Soccer
Education : Padjajaran University (Pertanian), UT (Manajemen/masih aktif)
Influence : Led Zeppelin
Instrument : Guitar
Endorsment : KORG Effect, IBANEZ Guitar, LANEY Amplifier, FEEDBACK Wardrobe
Bengbeng at Friendster: http://profiles.friendster.com/bengbengpas



(3)Trisno aka Sutrisno (Bass)


Full Name : TRISNO
Nick Name : Trisnoize
Born : Bandung, 16 Agustus 1970
Height/Weight : 170 cm 70 kg
Religion : Islam
Hobby : Travelling, Action Figure, CD and DVD Collector
Sport : Swimming
Education : Padjajaran University (Sastra Jerman)
Influence : Pearl Jam, Faith No More, Red Hot Chili Peppers
Instrument : Bass
Endorsment : SCHECTER Bass, BEHRINGER Amplifier, SUCKER FACE Wardrobe


(4)Sandy aka Sandy Andarusman (Drum)


Full Name : H. AGUS TEGUH PRAKOSA ANDARUSMAN
Nick Name : Sandy Andarusman
Born : Jakarta, 7 Juli 1970
Height/Weight : 167 cm 70 kg
Religion : Islam
Hobby : Komedi, Travelling, Drums
Sport : Badminton
Education : Gunadarma University (Manajemen Informatika)
Influence : Led Zeppelin
Instrument : Drum
Endorsment : MAPEX Drums, Zildjian Cymbals, DEMOCIST Wardrob

Baca Selengkapnya »»

DOWNLOAD FULL ALBUM PAS BAND

1> Password Rar : barrock@kaskus.us
2> Password Rar : password=barrock@kaskus.us
3> Password Rar : http://hacker.imzers.us



01. 4 Through The Sap (1994)

Tracklist:
01. Gangster Of Love
02. Old Fashion Sickness
03. Dogma
04. Here Forever
DOWNLOAD

02. In (no) Sensation (1995)

Tracklist:
01. For The Truth
02. Never Be Lonely
03. War
04. Impresi
05. Poisoned Garden
06. Fountain
07. Bang Your Head
08. Red Light Shooter
09. Konsepsi
10. Si Berat
11. Why We Have
12. New Fashioned
DOWNLOAD

03. IndieVduality (1997)

Tracklist:
01. Deskripsi
02. Anak Kali Sekarang
03. singo menggolo
04. schiebung des madchen
05. harmonic
06. menganga
07. realita
08. perjalanan
09. fearschiebung des madchen
10. solusi
11. fallin into the pain
DOWNLOAD

04. Psycho I.D (1998)

Tracklist:
01. Kembali
02. Regulasi
03. Bocah
04. Kucing
05. Sublim
06. Tak Sudi
07. Blind Majesty
08. Yob Eagger
09. Nyamuk Yang Bingung
10. Dimana Para Bestari..
11. Simala Karma
12. Coda
DOWNLOAD

05. Ketika (2000)

Tracklist:
01. Terlalu Yakin,Mungkin!
02. Menyambut Pagi
03. Kesepian Kita
04. Mobil Toku
05. Ternyata Kau
06. Pantai Abis
07. AHA
08. Boom
09. Sesal
10. Hey Negeri
DOWNLOAD

06. Pas 2.0 (2002)

Tracklist:
01. Jengah
02. Malam Tetaplah Malam
03. Tak Pernah Ada
04. Musnah
05. Singgasana Tuhan
06. Here Forever
07. Aing Pendukung Persib
08. Lagu Tour
09. Sejuta Harapan
10. Yesterday
11. Yob Eager 2
12. Biarlah
DOWNLOAD

07. Stairway To Seventh (2004)

Tracklist:
01. Paser
02. Bandingkan (ft A Bieth)
03. Jengah
04. Bayangan (ft Christopher Abimanyu)
05. Getir (ft Reza)
06. KHB
07. Penguasa
08. Sesaat
09. Kemarau
10. Kumerindu (ft Bunga)
DOWNLOAD

08. The Beast Of (2006)

Tracklist:
01. Permata yang Hilang
02. Romeo & Juliet
03. Impresi
04. Kesepian Kita
05. Anak Kali Sekarang
06. Kumerindu
07. Jengah
08. Gladiator
09. Pantai Abiss...
10. Bocah
11. Getir
12. Yasterday
DOWNLOAD

09. Romantic Lies and Bleeding (2008)

Tracklist:
01. Skandal
02. Morning Bozz
03. Aku (Band Version)
04. Romantic Tripsix
05. Paris
06. Selamat Tinggal Terpuruk
07. Terang Bulan
08. Anti Kawan
09. Raja Muda
10. Insanity
11. Matahari
12. Aku
DOWNLOAD

1> Password Rar : barrock@kaskus.us
2> Password Rar : password=barrock@kaskus.us
3> Password Rar : http://hacker.imzers.us

Baca Selengkapnya »»